TAKBIR CINTA ZAHRANA
Zahrana itulah namanya. Keluarga dan orang-orang terdekat
memanggilnya Rana. Banyak yang memandangnya sukses. Hidup berkecukupan,
punya pekerjaan yang terhormat dan bisa dibanggakan. Sekarang ia
menjadi dosen disalah satu Universitas Swasta terkemuka di Jawa Tengah.
Bagaimana tidak, ia lulusan mahasiswi teladan S1 UGM, dan ia mampu
meraih gelar Master Teknik dari sebuah Institut Teknologi bergengsi di
Indonesia. Bagi seorang perempuan seusianya nyaris tidak ada yang kurang
pada dirinya. Sudah berapa kali ia mendapat pujian tentang
kesuksesannya. Hanya ia seorang yang tahu bahwa sejatinya ia sangat
menderita. Usianya sudah tidak lagi muda, tiga puluh empat tahun. Ia
belum menemukan jodohnya. Sudah beberapa kali seseorang datang untuk
meminangnya, selalu ia tolak, bahkan Dekan Fakultas Teknik, orang nomor
satu tempat ia mengajar, ia pun menolaknya. Bumi terus berputar,
datangnya lamaran silih berganti yang semuanya ditolak oleh Zahrana itu
membuat ibunya marah. Lantas jodoh seperti apa yang diinginkan oleh
Zahrana? Saat ini status, strata, kedudukan sosial, pendidikan dan lain
sebagainya tidak menjadi pertimbangannya. Zahrana hanya ingin suami
yang baik agamanya, baik imannya dan bisa jadi teladan untuk
anak-anaknya kelak. Suatu hari Zahrana yang ditemani sahabatnya Lina
menemui Bu Nyai, untuk meminta bantuan mencarikan jodohnya. Lalu Bu
Nyai menawarkan seorang santri. Ia hanya lulusan Madrasah Aliyah. Baik
akhlak dan agamanya, bertanggung jawab. Ia dari keluarga pas-pasan.
Pekerjaannya sekarang jualan kerupuk keliling. Dia duda tanpa anak.
Istrinya meninggal karena sakit demam berdarah. Akhirnya keputusannya
mantap, niatnya sudah bulat, orangtuanya pun menyetujuinya. Ia akan
memiliki suami seorang penjual kerupuk keliling. Hari pernikahan
zahrana semakin dekat, persiapan akad nikah di rumah Zahrana nyaris
sempurna. Namun tiba-tiba ia diberitahukan bahwa calon suaminya
meninggal ditabrak kereta api. Zahrana menjerit histeris, jeritannya
menyayat hati siapa saja yang mendengarnya. Setelah itu ia pingsan
seketika. Derita Zahrana ternyata tidak cukup sampai disitu. Ayahnya
yang memang telah renta tidak kuat menahan tekanan batin, ia terkena
serangan jantung. Ayahnya meninggal menyusun calon menantunya. Lengkap
sudah penderitaan Zahrana. Bulan Ramadhan datang, Zahrana sangat
menikmati ibadahnya. Dibulan yang penuh rahmat tersebut, Zahrana
dilamar oleh seorang mahasiswanya bernama Hasan. Ia tidak bisa percaya.
Mahasiswa melamar dosennya, apa kata dunia? Dengan keyakinan Hasan,
akhirnya Zahrana menerima tawaran tersebut. Dan pada malam kedua Bulan
Suci Ramadhan, apa yang diharapkan Zahrana tercapai. Akad nikah setelah
solat tarawih disaksikan oleh jamaah. Ibu Zahrana menangis
tersedu-sedu. Kebahagiaan Zahrana malam itu menghapus semua derita yang
dialaminya. Ia semakin yakin, bahwa Allah SWT bersama orang-orang yang
sabar dan ihsan.
DOWNLOAD NOVEL :
Takbir Cinta Zahrana