NYANYIAN CINTA
Di hadapan kita adalah antologi cerpen santri pilihan Nyanyian Cinta.
Ada duabelas santri-maksudnya santri dan mahasantri, santri betulan
dan santri mbeling, namun semuanya sungguh-sungguh hadir dari dunia
pesantren yang masing-masing menyertakan satu cerpen. Andaikata barisan
duabelas cerpenis kita pandang sebagai musafir yang sedang melintas
padang kehidupan nyata, maka tampak paling depan adalah sang suhu,
yakni Gus Mus (K.H. A. Mustofa Bisri). Mengiring di belakangnya adalah
para pendekar, Ahmadun Yosi Herfanda, Prie GS, Abidah El Khalleqy, dan
Habiburrahman El Shirazy. Tujuh lainnya adalah cantrik-cantrik yang
sedang mengikuti jalan sastra kesantrian yang telah dirintis oleh sang
suhu. Habiburrahman El Shirazy yang novelnya, Ayat-Ayat Cinta menjadi
buku sangat laris dan fenomenal, di antologi santri pilihan ini, lewat
cerpen Nyanyian Cinta, melukiskan hubungan penuh kasih sayang antara
Hafshah dan Mahmud dengan latar kehidupan seputar Universitas Al Azhar,
Mesir. Habib memang jempolan bila melukiskan situasi di tempat
kuliahnya dulu itu. Dengan cerpennya ini Habib pun mengajak para santri
lainnya membaca kehidupan nyata; bahwa ruh kesantrian dalam hidup ini
memang harus bermuara para rahmatan lil ‘ alamiin. Kasih sayang dalam
makna yang seluas-luasnya. Secara umum keduabelas cerpen dalam antologi
ini sangat pantas dan layak dibaca. Apalagi selain Gus Mus, ada banyak
nama besar yang bisa dijadikan jaminan mutu; Ahmadun Yosi Herfanda,
Habiburrahman El Shirazy, Prie GS, dan Abidan El Khalleqy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar